Sumenep – Suasana duka dirasakan warga Dusun Tanodung Desa Lombang, Kecamatan Giligenting Kabupaten Sumenep, dimana salah satu warga nya yang bernama Sanidin, menghembuskan nafas terakhirnya di salah satu runah sakit di Banten, dimana korban Lakalantas tersebut sebelumnya selama 5 hari menjalani perawatan intensif.
Jenazah Sanidin pun dibawa pulang ke tempat kelahiran nya tersebut, yang direncanakan akan bertolak dari Banten ke Sumeneo dengan menggunakan mabil ambulance.
Namun ternyata rencana tersebut sepertinya tidak seperti yang diharapkan, karena keluarga almarhum membutuhkan alat transportasi/ perahu khusus jenazah,yang akan mengantarkan Sanidin dari dermaga Cangkaraman Bluto menuju ke Desa Lombang Kecamatan Giligenting.
” tidak ada perahu khusus jenazah yang menuju ke pulau Giligenting, sehingga kerap kali menjadi persoalan yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir ini “, terang Syaiful Puja.
Tokoh muda pulau Giligenting, Syaiful Puja, menjelaskan bahwa telah berkali-kali pihaknya menyuarakan untuk ketersediaan perahu khusus jenazah, sehingga para warga pun dapat terbantu, meski menurutnya bahwa pengajuan anggaran untuk perahu jenazah tersebut telah disuarakannya berkali- kali, namun hingga kini tidak ada kejelasan dari Pemkab Sumenep.
” pulau kami (Giligenting) sangatlah kaya akan kandungan migasnya, tapi hingga kini kami hidup dengan banyak keterbatasan “, jelas Syaiful.
Syaiful juga menambahkan bahwa ada salah satu KKKS Migas yang telah beroperasi selama beberapa tahun ini di sekitaran pulau Giligenting dan Gili Raja, seharusnya melalui CSR nya dapat bersinergi dan menopang kebutuhan masyarakat terdampak, tetapi fakta nya selama ini tidak demikian, ” CSR Migas di pulau kemana? Kok kami (warga pulau Giligenting) masih sengsara ” pungkasnya.(ROS/red)