Derita penyakit berat, dua pasien miskin diusir dari RSUD dan disepelekan Dinkes Sumenep
Sumenep- Catatan buruk kembali mencoreng reputasi dunia medis di Kabupaten Sumenep, Madura. Pada hari selasa 22/11/2016, dua pasien miskin yang bernama Isrijeh 45 tahun dan Suama 55 tahun, warga dusun Talesek, kecamatan Guluk-guluk Sumenep, mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari pihak RSUD dan Dinas keehatan Kabupaten Sumenep.
Berawal ketika kedua pasien yang tergolong dari keluarga miskin ini, hendak berobat ke RSUD Moh. Anwar Sumenep, karena menderita penyakit gondok di bagian leher pasien, maka pasien yang diantar keluarganya pun mendatangi RSUD, dengan mengajukan surat pernyataan miskin (SPM), dari desa dan UPT Puskesmas setempat, namun sesampainya di rumah sakit kedua pasien yang hendak mendaftar sebagai pasien miskin dengan menggunakan SPM ini ditolak oleh petugas RSUD, dengan alasan harus mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan setempat.
Berdasarkan usiran petugas RSUD tersebut, kedua pasien miskin ini akhirnya mau tidak mau, dengan kondisi kesehatannya yang semakin memburuk, terpaksa mendatangi dinas kesehatan Kabupaten Sumenep, namun kedua pasien miskin ini kembali lagi dikecewakan, pasalnya petugas SPM dinas kesehatan Sumenep yang berinisial H, menolak untuk memberikan rekomendasi, dengan alasan bahwa penyakit yang di derita kedua pasien tersebut hanya penyakit ringan atau tidak berat, dan untuk anggaran SPM di Dinas Kesehatan pun telah habis, ungkap Achmad farid, ketua LSM Gaki.
“ sungguh saya sangat prihatin atas pelayanan medis di Kabupaten Sumenep yang sangat buruk ini, saya mendapatkan informasi tersebut, dan setelah saya datangi kondisi kedua pasien miskin tersebut sangat memprihatinkan, karena hanya diabaikan dan menunggu di salah satu ruangan di RSUD “, tegasnya.
Ach Farid menerangkan bahwa kedua pasien miskin tersebut sempat menjalani beberapa tes untuk menganalisa penyakitnya yang seharusnya besok harus menjalani operasi, yakni seperti tes darah dan lain-lain. Namun setelah beberapa tahapan tersebut dilalui, tiba-tiba kedua pasien miskin tersebut diusir dengan cara diminta keluar dari kamar pasien, dan harus melengkapi kelengkapan administrasi terlebih dahulu, dan dibiarkan begitu saja oleh petugas RSUD Moh Anwar begitu saja, hingga pukul 18.45 WIB.
Kedua pasien tersebut mendatangi RSUD Sumenep yakni sekitar pukul 11.20 WIB, dan kedua pasien juga sempat dimintai uang sebesar Rp. 300.000. Terlebih untuk penanganan medis dengan cara operasi gondok yang dialami oleh pasien, salah satu petugas RSUD Sumenep mencibir ‘ bahwa penanganan medis dengan cara operasi akan dilayani, jika pasien menggunakan cara pembiayaan umum atau BPJS ‘.
“ yang jelas ini orang miskin, apa harus menunggu meninggal dunia terlebih dahulu, baru akan di layani!!! “, singgungnya. Seperti diketahui, buruknya pelayanan medis di RSUD Moh Anwar sehingga membuat Bupati Sumenep, rela ngantor di RSUD Moh Anwar selama sepekan pada beberapa waktu yang lalu.(faris/Ros/red)