
Tak miliki Fasilitas Kesehatan Yang Layak, Warga Kepulauan Pertanyakan Kontribusi Kontraktor Migas dan Peran Pemerintah
Sumenep- Nadira warga Desa Brankas, Dusun Barat Embung, Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep merupakan sepenggal kisah pilu betapa sulitnya warga kepualuan di Sumenep untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, masih harus bertaruh nyawa mengarungi lautan kurang lebih 5 jam dari kecamatan Raas menuju daratan, menggunakan alat transportasi laut perahu motor milik warga
Sebelumnya Nadira dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Raas kurang lebih 2 hari, dengan peralatan seadanya, karena keterbatasan peralatan Nadira harus di rujuk ke daratan Rumah yaitu sakit RSUD Moh Anwar di Sumenep, untuk dilakukan operasi.
Tokoh pemuda sekaligus warga Raas Kabupaten Sumenep Fauzi Muhfa mengatakan akibat keterbatasan pelayanan kesehatan di kepulauan Raas menjadi penyebab utama Nadira wanita berusia 35 tahun, yang tengah mengandung anak ketiganya harus di rujuk ke rumah sakit di daratan untuk melakukan operasi sesar.
Ia menambahkan selama dua hari di rawat dipuskesmas kecamatan, karena tak kunjung melahirkan dan kondisinya yang selalu sakit-sakitan selama 2 hari tersebut, hingga harus dirujuk kerumah sakit RSUD Moh Anwar Sumenep, dengan membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai di pelabuhan Dungkek kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep.
“Disinilah dibutuhkan peran pemerintah dalam menyikapi persoalan, minimnya pelayanan kesehatan selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad tidak pernah terselesaikan oleh pemerintah,,”keluhnya Jumat (13/05/2016)

Ia sangat kecewa menyaksikan kisah pilu setiap tahunnya tidak hanya dialami oleh warga kepualuan Raas, akan tetapi hampir seluruh warga pulau di kabupaten Sumenep mengalami apa yang dialami oleh Nadira dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
kenapa kami mesti harus kesulitan hanya untuk medapatkan pelayanan kesehatan, kepulauan yang katanya kaya akan migas tidak sebanding dengan apa yang kami dapatkan selama ini, mana peran sosial dari para kontraktor Migas? Tanya Fausi.
“ mana peran sosial Kontraktor Migas? Jangan-jangan hanya ingin mengeruk kandungan alam di kepulauan Sumenep saja, yang seharusnya kontraktor Migas juga dengan maksimal berkontribusi terhadap wilayah penerima dampak langsung seperti pulau Ra’as ini “, pungka Fausi.
Yang lebih ironi lagi wanita yang hendak melahirkan tersebut, harus dibawa dengan mobil angkot dari pelabuhan Dungkek ke rumah sakit RSUD Moh Anwar Sumenep, itupun warga harus nyater mobil sendiri, seharusnya pemerintah hadir kepada masyarakat saat dibutuhkan seperti saat sekarang.(syem/ros/red)